Jumat, 17 Oktober 2008

APOTEK RAKYAT

Apotik Rakyat

APOTIK RAKYAT YANG TIDAK MERAKYAT

Banyak keanehan di apotik rakyat di Pasar Pramuka

1. Apakah Apotik Rakyat untuk rakyat?
Idealnya yang membutuhkan APOTIK RAKYAT adalah rakyat biasa dalam kategori pasien yang membutuhkan obat murah. tetapi kenyataannya.. konsumen yang belanja di apotik rakyat di dominasi oleh para pedagang obat , para dokter, atau para pemilik klinik. Misalnya. anda punya resep ( misal tertulis amoksilin 500 No XV dan Flutamol tab No XV) , coba anda serahkan kesemua apotik rakyat yang ada di pasar pramuka itu, tentu mereka keberatan melayani anda . Karena obat yang ada di dalam resep anda berjumlah 1,5 strip , jadi apotek rakyat itu tidak mau melayani anda. kalau anda membelinya 1 box , maka anda langsung dilayani. itu berarti anda belanja seperti pedagang saja. Kalau anda ingin membuktikannya, silahkan anda coba sendiri.
2. Nama Apotek Rakyat
Kalau anda ke pasar pramuka, maka anda jangan heran kalau anda melihat ada 4 buah nama apotik yang sama dan saling berdekatan. artinya setiap apotik rakyat mempunyai 4 nama apotik yang sama. apotik dengan nama yang sama itu dimiliki oleh pemilik yang berbeda. Aneh bukan !. . selama ini yang kita tahu , dalam satu daerah masing-masing apotik tidak boleh mempunyai nama yang sama, ternyata ketentuan itu di langgar di komplek apotek rakyat di pasar pramuka .
3. Apoteker penanggung jawab
Kalau selama ini yang kita tahu, satu apoteker hanya boleh bertanggungjawab pada satu apotek saja, bahkan ada satu apotek mempunyai 2 apoteker. Hal ini bertolak belakang dengan ketentuan yang ada di apotek Rakyat di pasar pramuka itu. Menurut ketentuan yang berlaku selama ini, apoteker harus berada di apotek selama jam buka apotik, itu peraturan pemerintan dan ada undang-undangnya. Anek ..kok.. pemerintah sendiri yang melanggarnya?( lihat disini :) . Empat apotek dengan satu apoteker.. logikanya mana mungkin satu apoteker berada pada 4 lokasi yang berbeda .. Pertanyaan selanjutnya.. apakah apoteker dari apotek rakyat itu hadir setiap hari dan mengawasi peredaran obat di apoteknya. Sebaiknya aparat pengawas di Dinkes DKI dan para apoteker yang peduli… untuk melakukan survei dan lihat sendiri di lapangan.. apakah apoteker penanggung jawab hadir setiap hari disana? Sekiranya apoteker tid tidak hadir apakah ada asisten apoteker yang mewakilinya setiap hari ???. Kalau perlu coba selidiki siapa saja apoteker yang bertanggung jawab di apotek rakyat tersebut… apakah ada apoteker Pegawai negri sipil (PNS) yang bertugas rangkap, bertugasnya dikantor mana saja, kenapa bisa menjadi APA di apotek rakyat tersebut?, berapa gajinya perbulan?.. dan lain-lain pertanyaan yang ujung-ujungnya adalah UUD. sedemikian parahkan kondisi apoteker kita saat ini sehingga mau mempertaruhkan kredibilitas dan ijazahnya demi UUD?
4. Dokumentasi Apotek rakyat
Kalau anda membeli obat di apotek rakyat secara resmi, (misal pakai resep, atau membeli secara bebas), apakah bukti pembelian dapat anda minta atau didicatat dalam faktur resmi dan syah yang ditandatangani oleh apotekernya?
5. Siapa konsumen di Apotek Rayat?
Anda boleh buktikan atau survei sendiri ke sana… yang menjadi konsumen atau pembeli di apotek rakyat hanya sebagian kecil saja dari pasien atau rakyat yang membutuhkan obat untuk menyembuhkan penyakitnya, tetapi lebih di dominasi oleh para pedagang obat. Pedagang itu bisa pemilik toko obat, pemilik Apotik, atau pedagang obat lepas (mirip sales PBF tetapi pakai faktur putih ). Mereka membeli obat disana karena harganya jauh lebih murah dibanding di apotik atau bahkan di PBF sekalipun. Obat yang dibeli oleh pedagang disana adalah komoditi untuk di jual lagi kepada rakyat atau pasien yang membutuhkannya. Selain pedagang obat , yang belanja disana, adalah para dokter . Umumnya para dokter belanja obat di pasar pramuka khususnya di apotek rakyat karena disamping harga obatnya murah dari PBF juga disana telah resmi manjadi apotik, jadi dokter lebih aman belanja di tempat yang sudah legal, dengan sendirinya para dokter bisa dispensing obat di tempat prakteknya dan menjualnya kembali kepada pasiennya. Selanjutn ya yang belanja disana adalah para pemilik klinik dan Balai Pengobatan. Jadi menurut saya tujuan berdirinya APOTIK RAKYAT tidak menyentuh langsung kebutuhan Rakyat dan jauh melenceng dari sasaran pemerintah .

Dampak Psikologis Apotek Rayat
Dengan diresmikan atau dibukanya APOTEK RAKYAT di pasar pramuka oleh MENKES (Dr.dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP) , maka sangat memberikan dampak psikologis yang sangat melegakan segaligus mengkwatirkan bagi banyak kalangan masyarakat.
a.Dampaknya terhadap pedagang obat
Yang merasa setuju tentu para pedagang obat baik yang berada dipasar pramuka maupun diluar . Adanya selisih harga , antara harga resmi di PBF dengan harga obat di Apotik Rakyat menyebabkan para pedagang tergiur untuk belanja disana. Dengan di legalkannya banyak toko obat di pasar Pramuka menjadi apotik, akan membuat lega para pedagang obat lainnya.

b.Dampak terhadap Dokter dan praktisan Kesehatan lainnya
Para dokter yang dispensing sudah tidak malu-malu lagi mencari obat yang dibutuhkannya, kalau sebelumnya para dokter masih ngumpet-ngumpet kesana, sekarang sudah tidak takut lagi memakai baju kebesarannya, begitu juga para petugas kesehatan dari puskesmas atau dinas kesehatan lainnya yang ingin mendapatkan harga obat murah, dengan bangga mereka memperlihatkan atau mengenakan baju seragamnya . Bukan tidak mungkin pula , system pengadaan obat-obat tender yang di terjadi di berbagai tempat di kantor dinas kesehatan , rumah sakit pemerintah atau swasta, obatnya berasal dari pasar pramuka (apotik rakyat) , karena terdapat selisih harga yang cukup signifikan untuk mendapatkan keuntungan bagi yang sudah disetujui usulan tendernya.

c.Dampaknya terhadap Apotek reguler
Sementara yang merasa kwatir dan kena dampak langsung adalah Apotik reguler, karena terjadi persaingan harga yang tidak sehat, terdapat selisih harga resmi dari PBF dengan harga di Apotik Rakyat. Akibatnya banyak para pemilik apotik regular mencari obat murah di sana. Para pemilik apotik (PSA) tidak merasa bersalah membeli obat di apotik rakyat karena apotik rakyat punya izin apotik yang legal. Sesama apotik tidak dilarang untuk saling membeli obat dan itu ada ketentuannya dalam peraturan pemerintah, dan lagi dalam draf kebijaksanaan apotek rakyat tidak diatur khusus tentang jalur distribusinya ( disinilah letak kelemahannya). Akibatnya terjadi persaingan harga yang tidak sehat antara apotek-apotek reguler di luar sana.

d.Dampak terhadap pandangan masyarakat pada Apotek regular
Akibatnya masyarakat merasa yakin bahwa apotik reguler benar-benar menjual obat dengan harga tinggi , masyarakat tidak suka menebus obat ke Apotik reguler, masyarakat merasa lebih baik langsung berobat ke dokter praktek (murah dan dapat obat langsung). Jadi efek psikologisnya bagi masyarakat adalah pembenaran bahwa, apotik regular menjual obat dengan harga tinggi.

e.Dampak terhadap Apoteker
Efek psikologis terhadap apoteker tentu lain lagi. Akan terjadi kecurigaan dari apoteker reguler terhadap apotik jalur khusus (Apotik rakyat) atau sebaliknya. Apakah apoteker di apotik rakyat terlibat langsung dalam sitim pengadaan obat-obatan, apakah apotekernya mengawasi jalur distribusi obat disana? , kalau ada sejauh mana fungsi dan wewenangnya ?. Bisa saja terjadi pelecehan fungsi dan peranan apoteker disana dan ini akan memberi dampak negative pada apoteker di jalur lainnya . Tentu ISFI harus survey untuk memperoleh fakta yang akurat di lapangan, apakah ISFI pernah melakukannya ?, kenapa sampai sekarang ISFI belum juga menentukan sikap? apakah ISFI juga berperan langsung atau tidak langsung dalam mengoalkan draf dan peresmian apotek rakyat?

f.Dampak setelah di legalkan menjadi apotek
Yang jelas saat ini pasar pramuka semakin ramai saja, murah dan meriah. Siapa saja bisa dengan mudahnya memperoleh obat daftar G dengan resep ataupun tanpa resep, siapa saja dapat memperoleh obat dalam jumlah berapapun ( untuk keperluan sendiri atau untuk diperdagangkan kembali ). Disana kita benar-benar bebas untuk belanja obat sesuka hati, sepertinya disana sudah menjadi PASAR SWALAYAN obat OTC dan obat daftar G . Sepertinya pemerintah sudah kehilangan jurus ampuh untuk mengotrol dan mengendalikan distribusi obat daftar G di lokasi apotik rakyat Pasar pramuka tersebut. Namun pemerintah selalu membantah , telah me-legal-kan peredaran obat daftar G di pasar pramuka melalui perizinan Apotek rakyat, pemerintan selalu mengatakan bahwa yang dilegalkan hanyalah system perizinan , bukan distribusi obat, namun kenyataannya berbeda dengan teori. Pemerintah kembali seperti dulu, tidak mampu mengontrol peredaran obat daftar G di sana. Penggantian nama toko obat menjadi Apotik rakyat di pasar pramuka hanya soal penggantian papan nama, namun prakteknya sama seperti dulu Sepertinya Apotekernya juga tidak mempunyai kekuatan untuk melakukan kontrol peredaran obat daftar G di apoteknya masing-masing , apoteker bagaikan orang gajian saja, seberapa besar sih gaji apoteker disana sehingga fungsi dan tanggung jawabnya menjadi tersingkirkan?. Sebagai apoteker saya bertambah prihatin menyaksikan kondisi yang bertambah parah ini. Apakah program TATAP yang digembar-gemborkan ISFI dapat di terapkan di apotek rakyat pasar pramuka?

g.Dampak terhadap system distribusi Obat Nasional
Peredaran obat di pasar pramuka bukan lagi berskala lokal (sekitar jabotabek saja) tetapi sudah berskala nasional dan bukan tidak mungkin berskala internasional. Dan ini akan memberi dampak yang cukup besar terhadap system jalur distribusi obat Nasional.. Menurut ketentuan pemerintah, tentang jalur distribusi obat nasional adalah dari Pabrik >>> distributor resmi >>>;.. apotek/TO berizin >>>>;.. dokter/pasien.
Jalur distribusi obat di pasar pramuka sudah terbentuk sedemikian rupa dengan ciri-ciri yang tidak jelas ujudnya yang berada diluar jalur distribusi resmi. Jelas ini akan mempengaruhi sistem peredaran obat nasional dan tentunya juga dapat mempengaruhi system ketahanan obat nasional. Untuk itu pemerintah atau LSM yang peduli diharapkan mengadakan survey, sejauh mana dampak peredaran obat di pasar pramuka berpengaruh terhadap system distribusi obat nasional. Hal ini perlu dikaji agar kita semua mengetahui dampak negatifnya.
Semua orang tentu sudah mengetahui bahwa pasar pramuka identik dengan Obat murah. Tetapi banyak masyarakat tidak tahu dan tidak peduli kenapa mereka bisa menjual obat jauh dibawah harga resmi. Untuk itu diharapkan pemerintah selaku otoritas pengendali distribusi dan harga obat nasional, menjelaskan sejujurnya kepada segenap lapisan masyarakat , kenapa obat si pasar pramuka jauh lebih murah , dibawah harga remi yang sudah ditetapkan.

Terdapat beberapa kemungkinan, kenapa harga obat di pasar pramuka bisa lebih murah dari pada harga resmi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kemungkinan itu antara lain adalah ;
- Pemotongan jalur distribusi.
Pemesanan obat langsung pada pabrik obat, tentu akan memangkas jalur distribusi, dan ini akan berpengaruh terhadap harga obat.
- Pembelian dalam partai besar
Pembelian dalam jumlah besar dapat dilakukan secara berkelompok (patungan) atau secara pribadi (system berantai). Pembelian dalam jumlah besar dan langsung pada pabrikan akan lebih menguntungkan lagi , karena pihak pabrik akan memberikan berbagi insentif. Insentif dapat berupa potongan harga (discount) atau bonus (hadiah). Potongan harga yang diberikan oleh pabrik dapat berkisar antara 10% - 50%. Sedangkan bonus bisa berupa barang yang sama atau lainnya yang jumlahnya berfariasi tergantung pada banyaknya barang yang dipesan.
- Pembelian tanpa pajak
Pada waktu-waktu tertentu, pihak pabrik dapat menjual barang tanpa PPN. Ini merupakan akal-akalan pabrik untuk menghindari pajak sehingga barang yang menumpuk di gudang dapat dikurang dari stok dan terhindar dari pengawasan petugas pajak. Pembebasan PPN sebesar 10% memberikan dampak yang cukup besar terhadap biaya pokok, dan tentunya para pedagang akan menjadikan harga ini sebagai harga pokok penjualan. Nah ini akan menyebabkan harga obat akan lebih murah lagi.
- Pedagang sebagai Distributor tidak resmi
Beberapa pabrik obat tertentu dapat menunjuk pedagang obat atau apotik rakyat tertentu di pasar pramuka sebagai distributor atau agen tidak resminya. Hal ini tentu menyebabkan mereka memperoleh harga lebih murah lagi sesuai dengan perjanjian kontrak atau target penjualan yang sudah disepakati bersama.
- Pembelian pada jalur tidak resmi
Pasar pramuka dapat menampung obat-obat yang tidak dipakai di Rumah sakit pemerintah atau swasta dengan harga jauh dibawah harga normal. Bahkan obat-obat pribadi yang sudah tidak dipakai lagi dapat ditampung disana. Obatan-obatan dalam kategori ini masih asli dan belum kadaluarsa , jadi masih dapat dipergunakan oleh orang lain yang memerlukan. Nah peluang inilah yang dimamfaatkan dengan baik oleh para pedagang di pasar pramuka. Jelas ini akan saling memberikan keuntungan antara si pemilik obat tersebut dengan para pedagang obat di pasar pramuka. Bahkan obat yang dicuri atau dikorupsi oleh oknum dari instansi kesehatan pemerintah atau rumah sakit swasta dapat disalurkan ke pedagang obat di pasar pramuka. Tentu saja transaksi penjualan obat-obat dalam kategori ini tanpa faktur atau tanpa bukti tertulis.

Sudah tidak heran lagi kalau omzet para pedagang di pasar pramuka sangat besar , karena mereka dapat menarik banyak konsumen untuk belanja kesana. Besarnya omzet para pedagang obat disana , bukan karena banyaknya pasien atau rakyat yang membeli dengan resep dokter, tetapi karena banyaknya para pedagang , dokter dan praktisan kesehatan lainnya yang belanja dalam jumlah besar. Perputaran uang dipasar pramuka tentu sangat besar, bisa mencapai milyaraan rupiah perharinya. Dengan asumsi , omzet setiap pedagang beromzet minimal 5 juta (lihat juga...), sedangkan yang terbesar 200 juta. Kalau diambil rata-rata 15 juta saja , maka omzet total untuk 210 pedagang adalah 3,5 milyar rupiah per harinya. Artinya , kalau yang terlibat ada 3 unsur ( pemasok, penjual dan pembeli) maka total transaksi perharinya bisa mencapai lebih dari 10 milyar perhari. Tentu saja ini baru asumsi, tetapi mungkin saja kenyataannya lebih besar dari nilai tersebut. Yang jelas sumbangan dari rakyat yang menebus resepnya atau pasien yang mencari untuk penyembuhan sendiri , tentu saja tidak sebanding dengan penyumbang omzet yang lainnya (pedagan obat, dokter, klinik dan Rumah sakit).

Tidak ada komentar: