Jumat, 24 Oktober 2008

VIAGRA OH VIARGA

VIAGRA OH VIAGRA


Sildenafil sitrat adalah produk hasil kerja keras tim Pfizer , Sandwich”. Pada awalnya senyawa ini dipelajari untuk menyembuhkan penyakit hipertensi dan angina pectoris (kardiovaskular ischemi). Secara kebetulan side-efek yang terjadi adalah peningkatan faktor ereksi. Akhirnya Pfizer memutuskan untuk memasarkan Sildenafil sitrat sebagai obat disfungsi ereksi. Senyawa ini dipatenkan dengan nama Viagra pada tahun 1996 dan 2 tahun kemudian diakui oleh FDA sebagai obat pertama yang dapat mengobati penyakit disfungsi ereksi. Pada awal launchingnya ( 1999 - 2001) , obat ini benar-benar diserbu oleh para peminatnya dan meraih rekor penjualan tertinggi yaitu 1 milyar dolar, itu baru di Amerika saja. Pihak Pfizer menginginkan Viagra dapat digunakan sebagai obat untuk meningkatkan kualitas seksual, namun Badan-POM-nya Amerika dan Inggris menyatakan bahwa Viagra hanya dapat diserahkan dengan resep dokter. Tetapi pada kenyataannya, banyak sekali pihak yang ingin memasarkan Viagra baik secara langsung maupun melalui media masa atau ”Online” di Internet. Akibatnya Viagra mudah diperoleh di toko-toko Obat dan accesories (sex Toys). Dan perlu diingatkan bahwa di pasar bebas banyak ditemukan Viagra palsu atau sub standar. Sekarang bermunculan lagi praktek ”Konsultasi Viagra” ( Konsultasi Online di Internet) mereka dikenal ”Herbal Viagra” untuk si ” Pil Biru ” atau si ”Vitamin V” tersebut.
Hak paten Viagra akan berakhir pada tahun 2013, dan sekarang senyawa mirip kerja Viarga sudah bermunculan , sebut saja ”Levitra (Verdenafil)” atau ” Cialis( Tadalafil)”.
Secara fisiologis , ereksi ditimbulkan karena stimulan syaraf parasimpatik akibat terbebasnya unsur Nitrogen Oksida yang terdapat pada corpus Cavernosum di organ ereksi. Nitragen Oksigen yang terikat pada reseptor enzim Guanylat siklase akan mengaktifkan siklus cGMP dengan efek vasodilatasi pada organ Corpus Cavernosum itu , akibatnya curah darah ke organ ereksi akan meningkat pula. Secara alamiah , siklus cGMP akan segera berakhir karena adanya efek inhibitor dari enzim fosfodiesterase tipe5 (PDE5).
Sildenafil bekarja menghambat efek inhibitor dari PDE5 itu, sehingga siklus cGMP dapat bertahan lama untuk mempengaruhi organ ereksi. Teoritisnya , pria yang mengalami ganguan pada siklus cGMP atau memiliki enzim PDE5 yang tinggi , akan mengalami gangguan atau disfungsi ereksi. Namun tanpa stimualsi seksual, jangan diharap Viagra akan menimbulkan ereksi langsung, karena proses ereksi itu sendiri melibatkan proses pelepasan Nitrogen Oksida dan melibatkan siklus cGMP yang ditimbulkan dari efek stimulasi seksual. Hal yang sama juga berlaku untuk ”Cialis” dan ”Levitra”.
Sildenafil dimetabolisme oleh enzim hepatis ( Cytocrom P450) dan di ekresi ke ginjal , atau ditumpuk lagi di jaringan hati. Maka perlu perhatian pada penderita disfungsi liver, karena efek Viagra bisa lebih poten atau lebih lama. Dan jangan mencampur Viagra dengan obat-obat yang bersifat inhihitor Cytochrome P450 (misalnya ; Cimetidin, ketokonazol dan Erytromysin). Sekarang ini, penggunaan Viagra sudah sangat berlebihan, dimana sering disalah-gunakan oleh anak-anak muda untuk pesta sek (Sextasi) yaitu dengan mencampurnya pakai pil ektasi, sebut saja Methyllendioksimetamfenamin atau MDMA itu.
Kontraindikasi dari Viagra cukup banyak, diantaranya bagi yang organ jantungnya bermasaalah, bagi yang fungsi livernya tergganggu, begitu juga yang fungsi ginjalnya tidak optimal, atau yang berbakat hipertensi dan hypotensi, maka sebaiknya berpikirlah dua kali sebelum mengkomsumsi obat ini. Sedangkan side efeknya , juga perlu perhatian khusus, seperti sakit kepala, denyut jantung lebih cepat atau berdebar-debar, bunyi bising di telinga, tekanan darah turun, bersin-bersin, dan bisa juga terjadi gangguan penglihatan.
Kalau penasaran ingin mencobanya, mulailah dengan dosis terkecil dulu ( 12,5 mg atau 25 mg) dan rasakan reaksinya setelah terjadi absorbsi 30 – 60 menit , sedangkan eliminasi total dari obat ini akan terjadi setelah 24 jam kedepan..(Hendri)

Tidak ada komentar: