Rabu, 07 Januari 2009

MENYERAHKAN OBAT TANPA RESEP DOKTER

Pada jumat sore seorang Bapak turun dari mobil pribadi, avanza metallic. Setelah memarkirkan kendaraannya di pojok apotik, dia langsung menuju ruang apotik. Si Bapak kelihatan mentereng dengan pakaian jas safari biru tua, sepertinya dia seorang pejabat disuatu instansi pemerintah, dia melangkah dengan sangat percaya diri;.

Apoteker : Selamat sore pak ! Ada yang bisa saya Bantu?
Bapak : Sore ! Bisa saya bicara sama apotekernya?
Apoteker : Saya sendiri pak!
Bapak : Oh bagus kalau begitu ! begini pak ! Saya butuh obat yang biasa saya
gunakan , tetapi saya ngak bawa resepnya.. bisa ngak Bapak membantu saya?
Apoteker : boleh! Obatnya apa saja pak ?
Bapak : lipitor 10 mg, zestril 5 mg dan xanax 0,5 mg. masing-masing 1 strip aja.
Apoteker : boleh pak, tetapi yang xanax nya nanti aja kalau resepnya udah ada ya
pak!
Bapak : oh begitu ya? Kenapa ngak sekalian aja.. semua?
Apoteker : soalnya xanax itu termasuk obat psikotropika pak !. Menurut aturan
pemerintah Harus pakai resep dokter karena apotik harus melaporkan
penggunaan obat tersebut pada Depkes.
Bapak : okey . baiklah.. harganya berapa ?
Apoteker : Rp 245.000,- pak!
Bapak : oh ya !.. ngomong-ngomong kenapa bapak mau menyerahkan obat tanpa resep
? apa Bapak ngak takut menyalahi aturan?
Apoteker : justru saya yang salah, kalau tidak mau menyerahkan obat sama Bapak!
Bapak : maksud bapak bagaimana ?
Apoteker : Karena Bapak sudah tahu tentang penyakit dan obat yang bapak gunakan
sebelumnya, maka saya tidak bisa menyalahkan Bapak yang ingin melakukan
pengobatan pada diri sendiri. Itu hak dan kewajiban Bapak demi kesehatan
Bapak sendiri. Kalau saya menolak permintaan Bapak, berarti saya tidak
peduli akan penyakit yang Bapak derita. Maksudnya begitu pak!

Si Bapak manggut-manggut mengamini kata-kata si Apoteker. Tak lama kemudian si Bapakpun berlalu setElah berjabat tangan dengan apoteker.

Tidak ada komentar: